Sebelum
kita memahami keberagamaan kebudayaan Indonesia, terlebih dahulu patut kiranya kita memahami
arti kebudayaan itu sendiri, kata kebudayaan dalam bahasa Indonesia berasal
dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal Dengan demikian kebudayaan di artikan sebagai hal hal
yang bersankutan dengan budi dan akal. Kata kebudayaan dalam bahasa inggris
diterjemhkan dengan istilah culture. Dalam bahasa Belanda di sebut cultuur. Kedua
bahasa ini di ambil dari bahasa latin Colore yg berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, dan mengembangkan tanah. Dengan demikian culture atau cultuur diartikan
sebagai segala kegiatan manusiauntuk mengolah dan mengubah alam. ada pula yang
berpendapat bahwa kata budaya dari budi daya yang berarti daya dari budi, yaitu
berupa cipta, karsa, dan rasa. Adapun dari segi terminology.
menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan
hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Mengenai kebudayaan Indonesia atau kebudayaan nasional
banyak pengertian yang diungkapkan oleh lembaga maupun para Ahli. Berikut beberpa
pendapat masing-masing:
1.Menurut
TAP MPR No. II tahun 1998 Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila
adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan
keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan
martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap
bidang kehidupan bangsa.
2.Menurut
KI Hajar Dewantara Kebudayaan nasional adalah puncak-puncak dari kebudayaan
daerah.
3.
Menurut Koenjaraningrat Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang khas dan
bermutu dari suku bangsa manapun asalnya asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga [2]. Dari beberapa pengertian di atas dapat kita ambil garis
merah dari sebuah kebudayaan nasional, bahwa kebudayaan nasioanal adalah sebuah
kumpulan dari karya, karsa manusia Indonesia yang berasal dari semua daerah
yang ada, yang mana merupakan puncak dari segala budaya yang beragam itu.
Unsur-unsur Kebudayaan Clyde
Kluckhohn menyebutkan terdapat 7 unsur kebudayaan, yakni sebagai berikut:
1. Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata,
alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
2.
Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi(pertanian, perternakan, sistem
produksi,
sistem distribusi, dan sebagainya)
3.
Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hokum,
sistem
perkawinan,
dan seterusnya)
4.
Bahasa (lisan maupun tertulis)
5.
Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan seebagainya)
6.
Sistem pengetahuan
7.
Sistem kepercayaan (religi)
KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA
Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia . keragaman budaya Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di pungkiri keberadaanya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar di pulau – pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan dengan budayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias di katakana bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragamanbudaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keungulan di bandingkan dengan Negara lainya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara social budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang di rangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal portugis di banten pada abad pertengahan missal nya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singungan-singungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya local di tengah-tengah singgunagn antar peradaban itu.
Bukti sejarah
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan ,saling mengisi, dan ataupun berjalan secara parallel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerjaan yang berdiri sejalan secara parallel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat terentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan parallel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang jauh hidup terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamanya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kemlompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kemlompok sukubangsa kurang lebih 700’an suku bangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang di milikinya maka potensi konflik yang di punyai juga akan semakin tajam. Perbedaan=perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong untuk mempekuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan keragaman kebudayaan.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal terbesar di pulau – pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan=pertemuan dengan budayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bias di katakana bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragamanbudaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat dikatakan mempunyai keungulan di bandingkan dengan Negara lainya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara social budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang di rangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan di jalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda,namun juga meiliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal portugis di banten pada abad pertengahan missal nya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang Gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singungan-singungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya local di tengah-tengah singgunagn antar peradaban itu.
Bukti sejarah
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan ,saling mengisi, dan ataupun berjalan secara parallel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerjaan yang berdiri sejalan secara parallel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat terentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan parallel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang jauh hidup terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamanya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kemlompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kemlompok sukubangsa kurang lebih 700’an suku bangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesunguh nya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang di milikinya maka potensi konflik yang di punyai juga akan semakin tajam. Perbedaan=perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong untuk mempekuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan keragaman kebudayaan.
Faktor Penyebab Keberagaman Budaya Masyarakat
Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebardi lebih dari 13 ribu
pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas social, politik, dan budaya yang
berbeda- beda, seperti bahasa, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan
dan sebagainya. Dangan idaentitas yang berbeda beda ini, kita dapat mengatakan
bahwa Indonesia memiliki kebudayaan local yang sangat beragam.
Ada beberapa faktor antara lain :
1.Keberagaman
suku bangsa
2.Keberagaman
bahasa dan dialek
3.Keberagaman
agama
4.Keberagaman
seni dan budaya
5.Faktor
Pembentukan budaya
6.Faktor
Perubahan budaya
Contoh-contoh Budaya Lokal
1.Budaya
masyarakat sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun.
Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum,
lemah lembut, dan sangat menghormati orangtua. Itulah Cermin budaya dan kultur masyarakat
sunda. Di dalam bahasa Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk
orang tua. Sisingaan Wayang golek Jaipongan Tarian Ketuk Tilu- Rampak Kendang Suling
Kecapi Gong dan calung.
2.
Budaya masyarakat jawa Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi
oleh agama Hindu-Buddha, yaitu : wayang. batik Keris, gamelan
3.
Budaya masyarakat batak Sebelum suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan,
mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang
memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam
Debata Natolu Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak Toba mengenal tiga konsep,
yaitu:
Tondi
: adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi
memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila
tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau
meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang
menawannya
Sahala
: adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki
tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta,
tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang
tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu
malam.
Manfaat Keberagaman Budaya
Tidak
semua Negara memiliki keberagaman budaya seperti yang dimiliki Indonesia.
Dengan demikian keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam
bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya
perbendaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Dalam bidang pariwisata, keberagaman budaya
dapat di jadikan objek dan tujuan pariwisata di indonesia yang bisa
mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia
masing-masing daerah dapat pula di jadikan acuan bagi pembangunan nasional
Masalah Akibat Keberagaman Budaya
Selain
membawa manfaat, keberagaman budaya pun memiliki dampak negative. Mengatur dan
mengurus sejumlah orang yang sama cirri-ciri, kehendak dan adat istiadatnya tetunya
lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang semuanya bebedabeda mengenai
hal hal terrsebut. Potensi terpendam untuk terrjadinya konflik karena ketegangan
antar suku bangsa dan golongan tidak bisa di abaikan begitu saja.
Ragam budaya Indonesia
Jika
kita berbicara ragam budaya, ragam budaya di Indonesia merupakan keniscayaan, sebagaimana
kita ketahui Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, jumlah pulau yang ada sejauh
ini yang diketahui berjumlah 13.667 pulau. Dan yang dihuni sebanyak 6000 pulau dengan
jumlah penduduk diatas 200 juta, dalam 30 kestuan suku bangsa. Tentunya kebudayaan
pun akan berbeda-beda dengan berbeda-bedanya kepulauan, sehingga jika disebutkan
satu persatu kebudayaan tersebut tentunya tidak menampung untuk lokasi sempit ini.
Yang jelas, sejauh ini kebudayaan yang beragam tersebut tidak pernah membawa
kita pada konflik yang besar dalam kesatuan Negara kita, bahkan ragam budaya di
Indonesia merupakan nilai etik yang dimiliki bangsa ini, yang membuat bangsa
ini di segani dalam kacamata internasional, sebagaimana yang dikatakan Benedic
Anderson adalah sebuah imajinasi
Karena
hanya bangsa Indonesia yang mampu hidup berdampingan diantara satu budaya dan
budya lainnya yang dimiliknya dengan aman dan damai, bahkan saling memasuki
satu sama lain. padahal pada kenyataannya hal ini tentunya akan menimbulkan
konflik. Sehingga harus diakui bahwa ada keanekaragaman budaya. Namun harus
diakui pula bahwa keanekaragaman budaya itu tidak mengandaikan satu perbedaan
yang tidak terjambatani. (Andre Ata Ujan dkk, 2009: 34) maka sesungguhnya dalam
keanekaragaman budaya selalu terdapat nilai-nilai bersama yang menjadi titik
temu dalam membangun relasi sosial.
Tetapi
titik temu ini seperti sudah dikemukakan dalam essensialisme budaya, bukan
merupakan budaya untuk memaksa pola dan paradigm dari budaya tertentu agar
menjadi satu nilai yang diterima secara universal, melainkan melihat apa yang
sesungguhnya merupakan nilai yang dikejar tanpa apriori (pendekatan anti
essensialist) Dengan demikian keragaman budaya di Indonesia bukanlah masalah
bagi keberlangsungan hidup masyarakat, namun bahkan bisa menjadi pendukung satu
sama lain, apa lagi ragam budaya tersebut berdasar pada ideology bangsa ini
yakni pancasila, sehingga akan terbentuklah sebuah masyarakat yang damai dan
bertoleransi tinggi Menjaga Kebudayaan Indonesia
Ada banyak hal yang bisa kita
lakukan untuk menjaga kebudayaan nasional kita, seperti mencintai budaya
sendiri atau mengadakan acara kompetisi seni budaya, atau seperti:
1.
Mengadakan kesenian daerah sebagai ekstarkulikuler
Ekstrakulikuler
adalah suatu sarana pengembangaan bakat dan minat peserta didik di sekolah.
Sehingga mereka dapat mengembangkan potensi dan bakat yang ada di dalam diri
mereka. Bila dikaitkan dengan kebudayaan indonesia, memang masih ada beberapa sekolah
yang menyediakan ekstarkulikuler berupa tarian tradisional namun, bila dibandingkan
dengan sekolah-sekolah yang mengadakan ekstrakulikuler ala barat seperti break
dance maka, jumlah minoritas ada dikebudayaan indonesia. Bila dicanangkan kebudayaan
indonesia seperti: tarian, seni suara, dan permainan menjadi ekstrakulikuler yang
diutamakan, maka bakat para peserta dididk yang belum dapat tersalurkan dengan baik
akan tersalurkan dengan baik. Sehingga potensi mereka pun menjadi potensi berkembangnya
dan melekatnya kebudayaan indonesia di indonesia.
2. Mengadakan
berbagai jenis perlombaan yang bertemakan kebudayaan Budaya indonesia yang
sangat beraneka ragam dan tercipta dengan proses yang sangat panjang namun,
pada saat ini akar-akar budaya yang sangat berharga bahkan tak ternilai harganya diabaikan, dilupakan, dan
sengaja ditinggalkan. Sehingga wajar saja jika kebudayaan kita satu persatu “diculik”
oleh Negara tetangga, sebagaimana yang terjadi beberapa waktu lalu. Untuk itu
kiranya penting untuk memlihara kebudyaan kitag dengan mengadakan lomba-lomba
yang bernafaskan kebudyaan, sehingga nilai-nilai penting kebudayaan bisa
tertanam sedini mungkin pada peserta lomba.
3.
Mengadakan seminar dan pertunjukan kebudayaan Dengan mengadakan seminar dan
pertunjukan kebudayaan indonesia, diharapkan dapat menimbulkan rasa cinta dan
bangga terhadap budaya indonesia. Bila kita menganalisis, mengapa budaya barat
cepat berkembang di indonesia. Bahkan, dapat menggusur kebudayaan asli
indonesia adalah karena faktor publikasi. Publikasi yang sangat gencar
dilakukan di berbagai media cetak maupun elektronik membuat genarasi muda
indonesia menjadi penasaran dan ingin mencobanya. Pada saat mereka mencoba, mereka
akan merasa sangat senang karena hal ini disebut-sebut sebagai trensenter dan termasuk
hal yang modern.
Bila
kita mau lebih banyak mempublikasikan budaya kita sendiri, bukan hal yang
mustahil indonesia menjadi negara terbesar karena keragaman budayanya. Faktanya
kita sedikit lalai saja sudah ada 32 kebudayaan kita yang diklaim oleh negara/oknum
lain. Usaha-usaha di atas, hanyalah sebagian kecil dari hal-hal yang bisa kita
lakukan untuk memelihara kebudayaan
Indonesia, yang pada orientasinya adalah tergantung pada diri kita sendiri.
Sudah sepantasnya generasi muda untuk bangkit mempertahankan kebudayaan mereka
yakni budaya indonesia guna bersaing dengan budaya luar, lebih- lebih pada era
globalisasi ini.
Menyikapi
keragaman budaya di Indonesia . Dalam menyikapi kebudayaan yang beragam di
Negara Indonesia, kita bisa melihat beberapa penelitian yang sudah dilakukan
oleh para pemikir kita, seperti apa yang telah dilakukan oleh lembaga
penelitian kebudayaan Indonesia yang kita kenal dengan LIPI (Lembaga Ilmu dan
Penelitian Indonesia), yang kemudian berkesimpulan bahwa sesungguhnya
keberagaman budaya yang kita miliki harus kita lestarikan, karena hal itu merupakan
ciri khas bangsa Indonesia, dengan keberagaman itulah Indonesia akan jaya.
Sejalan
dengan hal itu, UNESCO juga telah mendeklarasikan akan pentingnya menjaga sebuah
keanekaragaman dalam berbudaya, sebagaimana yang kami kutip dalam Harian Kompas
yang kami akses di internet, bahwa deklarasi tersebut telah terjadi tanggal 20 november
2001 di paris prancis. Deklarasi tersebut mempunyai dua tujuan yakni
melestarikan keanekawarnaan budaya sebagai harta hidup yang dapat diperbarui
sehingga tidak boleh dianggap warisan yang tidak berubah, melainkan sebagai
proses yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
Tujuan
lain adalah untuk menghindari segregasi dan fundamentalisme yang ingin
menghalalkan perbedaan atas nama kebudayaan sehingga bertentangan dengan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Tambahan pula, keberagaman budaya bangsa
Indonesia memberikan nilai estetika tersendiri dalam tatanan kehidupan, sehingga
dengan begitu nilai-nilai kebudayaan semakin berkembang dengan diikuti oleh nilai-nilai
toleransi dalam masyarakat kita. Adapun dalam menyikapi keberagaman budaya di
Indonesia, kita tidak akan terlalu dibuat repot, karena sejauh ini, di tengah
keragaman budaya yang menyelimuti bangsa ini, kita tidak pernah dihadapkan
dengan pertentangan atau perseteruan dikalangan pemegang budaya masing-masing.
Karena pada hakikatnya keragaman tersebut telah diatur dalam undang-undang
dasar yang kemudian menyatukannya dalam sebuah wadah yakni kebudayaan nasional
atau kebudayaan bangsa yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pergulatan
antara budaya kita yang beragam ini dengan budaya dari luar yakni budaya asing,
yang mana dewasa ini sedang keras-kerasnya arus akulturasi budaya luar menyerang
kebudayaan negeri kita.
Sehingga
kita sering dihadapkan dengan keadaan budaya kita yang terkadang kita temukan
di ujung tanduk. Pergulatan budaya kita dengan budaya luar lebih disebabkan dan
dimulai dengan dijajahnya bangsa kita oleh beberapa Negara Eropa, yang mana hal
ini telah memakan sebagian dari budaya kita, yang sampai kita merdeka, hal itu
tetap berjalan karena keterlenaan kita menikmati permainan mereka, sehingga
muncullah sebagaimana yang dikatakan M. tasrif dalam artikel beliau istilah
kebudayaan dan relasi yang timpang.
Lantas
bagaimanakah cara kita menghilangkan relasi yang timpang tersebut?. Dewasa ini,
ada dua bentuk sikap yang muncul untuk melakukan perubahan, pertama adalah
sikap reaktif yakni dengan cara menolak dan bahkan kalau dapat menghancurkan
produk-produk kebudayaan luar. Yang kedua
adalah sikap kreatif yakni menjadikan produk kebudayaan luar sebagai bahan
untuk diolah kembali secara kreatif dan disesuaikan dengan kebudayaan saetempat.
Dalam orientasinya sikap yang pertama sejauh ini tidak memberikan hasil apapun,
bahkan semakin memperburuk keadaan seperti hilangnya nyawa dan harta, hal
inilah yang dewasa ini kita kenal dengan terorisme. Adapun yang kedua lebih
efektif, karena dengan hal itu kita bisa bersaing dengan kebudayaan luar meski
awalnya kita awali dengan mengambil budayanya.
Dalam
proses kreatif ini Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga hal yang dikenal dengan
“trikon”, yaitu: konsentrisitas, kontinui tas, dan konvergensi. Dimana yang
pertama bermakna menekankan adanya sesuatu inti (sentrum) dari mana suatu
budaya mulai digerakkan. Dan yang kedua bermakna menunjuk perkembangan suatu
kebudayaan dalam waktu: hari ini adalah lanjutan hari lampau dan akan berlanjut
ke hari esok. Adapun yang ketiga adalah menunjuk gerak kebudayaan dalam ruang,
dimana kebudayaan yang berbeda- beda akan menuju ke satu kebudayaan dunia yakni
kebudayaan umat manusia. Dengan demikian dalam menyikapi kebudayaan bangsa kita
yang beragam ini, perlu adanya kesadaran diri untuk mencintai budaya sendiri
dengan tidak terlalu membudayakan budaya luar, misalnya dengan menggali
nilai-nilai inti atau idiologi bangsa kita, (dalam hal ini pancasila) guna
membentuk sebuah ukuran bermu’amalah dari nilai dasar tersebut agar tercipta
sebuah budaya yang mengakar dalam inti ideologi tersebut yang pada hakikatnya menjadi
ruh bangsa Indonesia sendiri.
Kesimpulan
Kebudayaan
Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang
merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan
nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal
itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki
karakteristik tersendiri. Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan
bangsa kita, kita bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan
seminar-seminar yang bernafaskan kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah
kebudayaan kita dari keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan
dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti
kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya bertolak pada
ideology pancasila. Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu
perlu dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman
dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk diangkat
dalam konteks ini adalah multikulturalisme dan sikap toleransi dan empati.
Saran
Peran
pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan
aprisiasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda beda. Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang
ada dan berpijak pada kesamaan kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah
0 komentar:
Posting Komentar